Sabtu, 25 September 2010

Status Gunung Merapi Waspada (September 2010)

Status Gunung Merapi Naik Jadi Waspada


Status Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah meningkat dari aktif normal menjadi waspada. Kenaikan status terpantau dari peningkatan aktifitas di gunung berapi yang paling aktif di dunia ini.

"Kenaikan status terhitung mulai hari ini Kamis 23 September 2010 dari aktif normal menjadi waspada," kata Kepala Seksi Gunung Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Sri Sumarti, Kamis (23/9/2010).
Menurut Sri, kenaikan status Merapi ini dilakukan setelah mendapatkan hasil evaluasi data dan resumen dari pos pengamatan pada tanggal 20 september lalu. Selain itu, peningkatan status yang cukup signifikan ini dapat dilihat dari adanya gempa multi phase (MP) atau gempa permukaan dan gempa vulkanik.

Padalah lanjut Sri, jika Gunung Merapi tersebut dalam kondisi normal, biasanya rata-rata gempa MP hanya kali per hari. Sedangkan gempa vulkanik rata-rata satu kali per hari.

"Saat ini rata-rata gempa MP terjadi 10 kali per hari. Gempa vulkanik rata-rata tiga kali per hari. Total dalam satu minggu terakhir gempa MP rata-rata 38 kali per hari, dan gempa vulkanik 11 kali per hari," jelas Sri.

Berdasarkan data dari Electronic Distance Measurement (EDM) yang terpasang di puncak pos pengamatan juga menunjukkan adanya pemendekan jarak. Kondisi EDM normal per hari antara 0,1 hingga 0,3 milimeter, sedangkan saat ini EDM tercatat mencapai 11 milimeter per hari.

"Semua data akan terus kita evaluasi. Adanya kenaikan status ini juga sudah kita sampaikan kepada pemerintah daerah yang ada di sekitar Merapi seperti Sleman, Magelang, Klaten dan Boyolali," imbuhnya.

Sri hanya mengingakan baik warga maupun aktifitas para penambang pasir yang ada di aliran sungai yang berhulu di Merapi untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan.

"Kami meminta semua pihak agar waspada," tandas Sri. (bgs/lia)

Sumber:detiknews.com


Status Gunung Merapi Waspada, Pendakian Ditutup


Pendakian melalui pintu di Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, untuk sementara ditutup bagi para pendaki, menyusul ditingkatkannya status Gunung Merapi menjadi waspada.

Petugas Kantor Taman Nasional Gunung Merapi-Merbabu (TNGM) Boyolali, juga telah memberikan imbauan ke Posko pendakian pintu Selo untuk sementara ditutup, sejak Jumat (23/9) hingga Sabtu, kata Anggota Tim SAR Barameru, Desa Lencoh, Selo, Samsuri, di Boyolali, Sabtu.

Ditutupnya pendakian itu karena adanya informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta yang menaikkan status Gunung Merapi menjadi waspada.

"Tim SAR Barameru di Posko Dukuh Plalangan, Lencoh, Selo, menindaklanjuti larangan itu, kepada para pendaki. Sehingga, sejak Jumat (24/9) hingga sekarang tidak ada kegiatan pendakian ke puncak Merapi," kata Samsuri.

Menurut Samsuri, kalau pendaki tidak mengindahkan larangan tersebut akan membahayakan keselamatan jiwa para pencinta alam tersebut.

Selain itu, sejumlah petugas dari Badan Geologi Yogyakarta, pada Jumat (24/9) pagi baru turun dari puncak Merapi melakukan menelitian dan pengecekan di kawah baru, terkait peningkatan status Merapi.

"Mereka naik ke puncak bersama anggota Tim SAR untuk mengambil contoh gas di kawah baru," katanya.

Ia menjelaskan, sebelum ada pelarangan pendakian sementara, jumlah pendaki ke Gunung Merapi melalui pintu Selo, rata-rata mencapai 100-an per minggu. Jumlah itu baik berasal dari pendaki lokal maupun luar negeri.

Sementara Ketua Pemandu Wisata Lokal Merapi, Muh Sony menjelaskan, pendakian Gunung Merapi masih banyak diminati para wisatawan pencita alam baik dari lokal maupun luar negeri.

Menurut Sony, para pendaki dari lokal banyak melakukan pendakian ke puncak Merapi biasanya pada hari Sabtu dan Minggu atau hari libur lainnya, sedangkan wisatawan mancanegara juga ada, tetapi sekitar empat hingga lima orang per minggu.

"Wisatawan asing masih banyak yang menggemari pendakian ke Merapi. Karena, Merapi merupakan salah satu gunung yang masih aktif di dunia," katanya.

Sementara meningkatnya status Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta tersebut dari aktif normal menjadi waspada, juga membuat sejumlah anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Boyolali juga ikut melakukan pemantauan ke Pos Pengamatan Gunung Merapi Jrakah, Selo.

Menurut Anggota Tagana Boyolali, Ichsanudin, pihaknya meminta keterangan melalui petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Jrakah, terkait status Merapi.

Menurut Ichsanudin, pihaknya sementara akan memantau Merapi buka posko di Puskesmas Selo. Tetapi, jika Merapi statusnya meningkat lagi dari waspada menjadi siaga, maka pihaknya baru mendirikan Posko sendiri di Selo.

"Kami masih melihat perkembangan status Merapi dari keterangan BPPTK di Yogakarta," katanya. (Ant)

sumber:tvone.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar