Sabtu, 25 September 2010

Cuaca Ekstrim Tahun 2010 (Terekstrem Selama 12 Tahun)

Pada tahun 2010 ini mungkin kita merasakan ada sesuatu yang kurang. Setiap tahunnya, sekitar bulan Agustus hingga Oktober media masa tidak berhenti memberitakan sulitnya air bersih dan kekeringan terjadi dimana-mana. Namun tahun ini, kita akan kesulitan mencari berita tersebut di media Indonesia.

Ya..., tahun ini kita rasa kita kehilangan sebuah musim kemarau. Di daerah pedesaan dimana musim bermain layang-layang hanya terjadi 2 minggu, setelah itu layang-layang tidak selaris tahun lalu. Seumur hidupku baru sekali ini merasakan iklim yang luar biasa ini, di mana dalam setahun ini air bersih melimpah ruah di daerah kami, disamping bahaya lain yang mengancam akibat cuaca ekstrim ini.

Menurut berbagai sumber, hal ini dikarenakan iklim La Nina yang sudah mulai "bekerja" setelah tidurnya El Nino.



Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melansir, cuaca 2010 merupakan terekstrem selama 12 tahun terakhir. Menurut BMKG, terjadi penyimpangan musim kemarau serta ditandai memanasnya suhu permukaan laut hampir di seluruh wilayah Indonesia.

“Kondisi ini mirip pada 1998, tapi intensitasnya jauh lebih tinggi. Bisa dikatakan 2010 ini unik sekali karena lebih ekstrem,” kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Soeroso Hadiyanto, di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Soeroso, fenomena ini bukan terjadi secara periodik dalam 12 tahun. Sebab, sebelum 1998, tidak terjadi cuaca seekstrem 2010. Dijelaskannya, ini terjadi tergantung fenomena global yaitu arah angin maupun curah hujan.

“Saya tidak bisa mengatakan kalau ini sebuah fenomena periodik karena sangat tergantung dari tekanan udara, curah hujan, dan lainnya,” tambah Soeroso.

Berdasarkan hasil pantauan BMKG maupun sejumlah badan cuaca seperti NOAA milik Amerika Serikat, BOM Australia, Jamsfe Jepang, prediksi El Nino/ La Nina menunjukkan indeks negatif. Pada Agustus-September 2010 diperdiksi La Nina moderat.

Sedangkan pada Oktober 2010-Januari 2011 berupa La Nina kuat. “Saat ini pada Agustus 2010 terjadi fenomena global La Nina dengan intensitas moderat. Dampak El Nino sangat mempengaruhi suhu perairan di Indonesia,” kata Soeroso.

Kondisi tersebut mempengaruhi cuaca pada Agustus 2010, yaitu memasuki masa pancaroba atau transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Pada masa tersebut terjadi kemarau, namun disertai dengan hujan atau dinamakan kemarau basah. “Mungkin menjadi pertanyaan bagi masyarakat kenapa musim kemarau juga terjadi hujan, hal ini karena memasuki masa pancaroba, meskipun kemarau tapi juga terjadi hujan,” ujar Soeroso, seperti ditulis Antara.

Faktor lain yang menyebabkan hujan terus menerus dengan curah hujan ekstrem yaitu di atas 150 mm/hari karena memanasnya suhu permukaan laut yang berdampak pada tingginya intensitas penguapan sehingga membentuk awan yang menyebabkan hujan.

Selain suhu permukaan laut yang panas, indikator lain adanya perbedaan tekanan udara antara Tahiti dan Darwin (SOI) yang saat ini nilainya positif 19,8 sehingga terjadi potensi hujan. Massa udara juga bergerak dari pasifik timur ke pasifik barat.

Sumber: Liputan6

Source: Cuaca 2010 Terekstrem Selama 12 Tahun | Berita Cerita Kota Medan http://www.medantalk.com/cuaca-2010-terekstrem-selama-12-tahun/#ixzz10V1abuju
Copyright: www.MedanTalk.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar